Bincang Bareng Anak Milenial
Zaman sekarang sangat berbeda sekali dengan 10 atau 15 tahun yang lalu. Bagaimana perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya. Informasi dalam genggaman. Setiap detik bisa diakses. Melihat fenomena seperti ini, saya akhirnya tertarik menggunakannya sebagai cara dalam pembelajaran menulis. Memanggil ide yang ada dalam setiap pikiran siswa beragam cara dilakukan oleh banyak guru, seperti menggunakan rangkaian gambar. Siswa kemudian diminta untuk menuliskan cerita berdasarkan urutan gambar tersebut. Adapula yang menggunakan media foto selfie. Siswa lantas menulis berdasarkan foto-foto selfienya.
Saya hari ini berusaha mencoba berinovasi, menulis berbasis masalah. Sebagai pengantar saya mengajukan pertanyaan gambaran kepada siswa bahwa lahirnya sebuah tulisan atau karya biasa dilatarbelakangi oleh apa? Alhamdulillah, siswa pun menjawab dengan tepat, yaitu adanya peristiwa. Nah, melalui jawaban siswa tersebut akhirnya saya perdalam lagi. Peristiwa dalam sebuah cerita itu tidak lain yakni masalah. Sebuah cerita tidak akan pernah muncul jika tidak ada masalah. Masalah itulah kuncinya.
Saya pun terus menggiring siswa agar bisa memahaminya dengan baik. Setiap manusia tidak bisa lepas dari masalah. Saya memutarkan film pendek yang saya ambil dari youtube yaitu kisah William, siswa miskin yang diusir dari sekolahnya. Sekitar 20 menit siswa saya menikmati tayangannya. Dari tayangan itu, saya mengajak siswa mengidentifikasi masalah dalam cuplikan itu. Sebagian besar bisa mengungkapnya dengan baik. Saya pun tertarik dengan siswa saya, apakah setelah melihat tayangan itu lantas muncul masalah-masalah untuk diangkat menjadi sebuah cerita. Ternyata hanya sekitar 6 siswa (30%) yang mampu menjawab dari 19 siswa yang hadir.
Saya kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan agar siswa menemukan masalah untuk diangkat menjadi sebuah cerita. Saya menanyai siswa saya berkaitan hal-hal atau informasi (berita) yang sedang viral atau faktual, bisa dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya, dari media sosial, atau televisi. Rata-rata siswa saya cenderung mengikuti berita para artis dari IG, twitter, atau tiktok. Mereka lebih tertarik dengan masalah-masalah tersebut. Tidak bisa dipungkiri, pandemi COvid 19 turut andil dalam membentuk mereka seperti saat ini. Pembelajaran daring menjadikan mereka lebih akrab dengan gawainya. Cukup menggerakkan jari-jarinya berjuta-juta informasi siap untuk mereka.
Pembelajaran saya akhiri dengan memberi mereka tugas untuk menuliskan permasalahan aktual dan faktual di sekitar mereka ataupun yang sedang viral di media sosial dan televisi. Saya ingin mengetahui lebih dalam ketertarikan mereka. Terus terang, ini juga merupakan salah satu masalah akibat pandemi Covid 19. Mengasah empati serta kepedulian siswa terhadap masalah-masalah sosial dan kemasyarakatan. Mengetahui peristiwa aktual dan faktual di negeri ini. Semoga penugasan ini bermanfaat bagi siswa untuk membuka cakrawala dalam kehidupannya agar tidak terlena dengan hingar bingar kehidupan artis.