Budaya Gemar Mencipta

Kemajuan dalam dunia pendidikan di berbagai negara, menjadi semangat dan pendorong bagi penulis selaku guru untuk menyiapkan generasi penerus, Indonesia. Terdengar terlalu mustahil, namun itulah tekad yang ada dalam sanubari ini. Di Indonesia ini banyak guru hebat dengan keterampilan yang luar biasa. Banyak guru yang sudah menimba ilmu ke beberapa negara.  Meskipun penulis belum pernah menjejakkan kaki ke negara-negara dengan pendidikan terdepan atau maju, akan tetapi penulis berkeingin untuk memberikan kontribusi bagi generasi Indonesia tercinta.

Sudah 2 tahun kita meninggalkan Ujian Nasional. Sekolah dan guru diberikan kebebasan untuk mengokrestrasi pembelajaran. Pembelajaran tidak lagi pada terpusat pada penyelesaian soal-soal atau latihan semata, namun lebih mengarah pada pembelajaran abad 21, High Order Thinking Skills (HOTS). Guru dan siswa merasa lebih tertantang dengan kondisi ini apalagi di tengah pandemi seperti saat ini.

Penulis berusaha agar apa yang tersampaikan kepada siswa mampu memompa semangatnya untuk mencipta atau meng-create sesuai dengan tuntutan masa depan. Generasi penerus bukan lagi follower dan pengguna produk-produk bangsa lain. Bagaimana agar generasi bangsa Indonesia ini menciptakan sendiri apa-apa yang dibutuhkan minimal oleh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, akan memunculkan semangat mencintai bangsanya.

Dari ruang-ruang kelas itulah, para guru yang harus menjadi memulainya. Siswa diminta untuk menuliskan permasalahan-permasalahan yang sering dialami atau di sekitarnya. Harapannya siswa mampu menemukan solusi bahkan mencipta sesuatu dengan memanfaatkan hal-hal yang dekat dengan dirinya dan lingkungan sekitarnya. Penulis yakin, di sekitar guru dan siswa banyak masalah yang perlu dipecahkan. Penulis juga yakin, guru dan siswa memiliki beranekaragam cara, alternatif sebagai solusi dari permasalahan-permasalahn tersebut. Sudah saatnya generasi penerus diajak untuk berpikir dan mencipta, bukan hanya menyelesaikan soal-soal yang jauh atau tidak relevan dari kehidupannya sehari-hari.  Disini pendampingan dan pembimbingan dari para guru sangat dibutuhkan. Awalnya mungkin terasa berat, akan tetapi penulis yakin semuanya akan bisa dilalui dengan baik. Justru itulah tantangan yang mengasyikkan untuk ditaklukkan.  Jika ini menjadi sebuah gerakan pada sebuah sekolah, niscaya mencipta akan menjadi budaya bagi lulusan sekolah tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *