Selalu Hadirkan Allah di Antara Kita
Dalam sebuah forum baru, alhamdulillah saya bertemu dengan orang-orang yang senantiasa menginspirasi dan memberikan semangat untuk mempersiapkan bekal dalam perjalanan panjang, yaitu kematian. Sabtu malam, ketika membuka whatapp, di grup ada informasi kajian. Kajian seperti apa ini? Saya pun tertarik dan mencoba untuk bergabung dalam forum meeting online. Ternyata obrolannya sangat santai tapi banyak hal yang saya dapat. Apa saja itu?
Pertama, berkaitan dengan kecintaan Allah kepada kita sebagai hambaNya. Nah, ini yang harus senantiasa kita ingat-ingat. Kadang melakukan kebaikan itu sangat sulit, sebaliknya melakukan sesuatu yang sia-sia dan tidak membawa manfaat itu begitu mudahnya. Maka sejenak kita perlu pikirkan, bagaimana perasaan kita kepada orang yang kita cintai, misalnya suami atau orangtua. Pastinya kita ingin senantiasa membahagiakannya dengan menuruti perkataannya. Apabila suami melarang kita makan pedas, karena suami tahu perut kita sensitif dengan makanan pedas lalu kita pun menurutinya. Hati kita mengatakan, benar perkataan suami, suami melarang karena rasa cintanya kepada kita. Bayangkan bagaimana besarnya cinta Allah kepada kita. Tidak diragukan lagi bukan?
Kedua, apabila ada orang yang mendzolimi kita, apa yang harus kita lakukan? Sesungguhnya orang berbuat dzolim kepada kita tersebut semuanya atas izin Allah. Allahlah yang menghadirkan orang dzolim itu untuk kita. Lalu apa yang harus kita berbuat? Allah membolehkan kita untuk membalas kejahatan yang dilakukan orang lain kepada kita dengan kadar yang sama. Nah, sayangnya kita tidak mempunyai timbangan untuk itu, jangan-jangan balasan yang kita berikan melebihi apa yang dilakukan orang lain kepada kita, maka sungguh celaka kita. Dengan demikian, saat Allah menghadirkan orang dzolim kepada kita harus bersyukur. Bersyukur bukan kita yang berbuat dzolim. Allah pasti akan memberikan balasan kepadanya, janganlah kita mengotori diri dengan membalasnya. Apalagi sampai kita dendam, rugi sekali. Dendam itu penyakit yang kita izinkan untuk menggeroti diri sendiri. Harus kita sadari bahwa Allah memang menciptakan orang tersebut untuk menyakiti kita. Ingat! Adakah Allah diantara kita. Semuanya atas izin Allah.
Ketiga, membedakan sabar dan ridho. Sabar itu adalah menahan diri agar tidak mengeluh, sementara ridho merupakan kondisi bisa menerima semuanya dengan los atau lapang dada. Mengeluh itu sebenarnya seperti “ngerasani” Allah. Oleh karena itu derajat ridho berada di atas sabar. Ridho itu selalu berpikir positif kepada Allah.
Demikian, beberapa hal yang berhasil saya catat. Semoga bermanfaat. Aamiin.